LayarBerita, Aceh Utara – Pada November 2022, para imigran etnis Rohingya asal Myanmar kembali terdampar di Aceh, mereka beranjak dari kamp pengungsian di Cox’s Bazar, Bangladesh. Mereka rela mengarungi lautan menggunakan kapal kayu selama berbulan-bulan demi mencari harapan baru dan bertemu keluarga tercinta untuk hidup yang lebih baik.

Sebanyak 2 perahu yang membawa 110 dan 119 orang imigran Rohingya yang terdiri dari laki-laki, perempuan, dan anak-anak itu terdampar di perairan Aceh Utara, Provinsi Aceh, Indonesia.  Perahu pertama tiba di Meunasah Lhok, Kecamatan Muara Batu pada 15 November 2022 pukul 03.25 WIB, kemudian menyusul perahu kedua yang tiba di Bluka Tebai, Kecamatan Dewantara pada 16 November 2022 pukul 05.00 WIB.

Sekitar 40 orang anak etnis Rohingya menjadi penumpang dari 2 kapal kayu, menempuh perjalanan berbahaya selama berbulan-bulan di lautan. Bahkan satu diantaranya seorang Balita, bersama ibunya melakukan perjalanan dengan bertaruh nyawa demi kehidupan yang lebih baik.

Kebanyakan dari mereka setelah terdampar di Aceh, berusaha untuk melanjutkan perjalanan ke Malaysia untuk bertemu keluarga yang sudah lama terpisah. Hasrat ini membuat mereka tidak gentar mengarungi lautan luas berbekal perahu kayu dengan harus berdesak-desakan.

Upaya untuk keluar dari daerahnya mencari penghidupan baru, tentu demi keluarga dan kelangsungan hidup anak-anak mereka yang mereka bawa serta mengaruhi lautan.  Kondisi membuat kondisi kesehatan para pengungsi sangat buruk, lantaran diterpa angin, hujan serta panasnya mentari selama mereka di atas kapal.

Menurut data dari United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) pada periode 2022 sebanyak 665 imigran Rohingya masuk ke Provinsi Aceh.  Dari jumlah tersebut, sebanyak 167 orang di antaranya melarikan diri dari lokasi penampungan sementara di Kota Lhokseumawe. [Teks/Foto: Fachul Reza]

* Tulisan dan Foto ini ditayang untuk mengikuti lomba*

Tinggalkan Balasan